Rabu, 11 September 2013

Tugas isolasi &inokulasi




BAB
I
PENDAHULUAN 
A.LATAR BELAKANG
B.RUMUSAN MASALAH

     Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, penulis dapat mengidentifikasi beberapa masalah, diantaranya:
1.Apakah isolasi dan inokulasi ?
2.Apasaja peralatan yang digunakan untuk isolasi dan inokulasi ?
3.Berbagai macam teknik preparasi pengambilan sampel mikroba !
4.Apa ciri-ciri dari bakteri gram positif ?
5. Apa ciri-ciri dari bakteri gram negatif ?
6.Bagaimanakah teknik pengecatan bakteri ?


C.TUJUAN PENULISAN

      Berdasarkan rumusan masalah yang ada,tujuan dari penulisan adalah untuk :
1. Mengetahui apa itu isolasi pada mikroba dan mengetahui apa itu inokulasi pada mikroba
2. Mengetahui peralatan untuk isolasi dan inokulasi
3. Mengetahui macam teknik preparasi pengambilan sampel mikroba
4. Mengetahui ciri-ciri bakteri gram positif
5. Mengetahui ciri-ciri bakteri gram negatif
6. Mengetahui teknik pengecatan bakteri


D.MANFAAT DAN KEGUNAAN

Kegunaan dan manfaat dari penulisan ,adalah  untuk membantu :
1. Memberikan penjelasan dan perbedaan antara isolasi dan inokulasi
2. Memberikan penjelasan tentang teknik preparasi sampel
3. Membedakan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif
4. Memberikan penjelasan untuk teknik pengecatan bakteri















BAB II
KAJIAN ISI


1.Isolasi Dan Inokulasi

A.Isolasi
     adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan.

1. Isolasi pada medium cair
     Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada medium padat, tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.

2. Isolasi sel tunggal
     Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis.

3.Isolasi Dengan Cara Pengenceran
     Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam akuades steril. Tujuan dari teknik ini pada prinsipnya adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Macam-macam preparsi bergantung kepada bentuk sampel :

a.Swab (ulas)
    Dilakukan menggunakan cotton bud steril pada sampel yang memiliki permukaan luas dan pada umumnya sulit dipindahkan atau sesuatu pada benda tersebut. Contohnya adalah meja, batu, batang kayu dll. Caranya dengan mengusapkan cotton bud memutar sehingga seluruh permukaan kapas dari cotton bud kontak dengan permukaan sampel. Swab akan lebih baik jika cotton bud dicelupkan terlebih dahulu ke dalam larutan atraktan semisal pepton water.

b. Rinse (bilas)
     Ditujukan untuk melarutkan sel-sel mikroba yang menempel pada permukaan substrat yang luas tapi relatif berukuran kecil, misalnya daun bunga dll. Rinse merupakan prosedur kerja dengan mencelupkan sampel ke dalam akuades dengan perbandingan 1 : 9 (w/v). Contohnya sampel daun diambil dan ditimbang 5 g kemudian dibilas dengan akuades 45 ml yang terdapat dalam beaker glass.
c. Maseration (pengancuran),
     Sampel yang berbentuk padat dapat ditumbuk dengan mortar dan pestle sehingga mikroba yang ada dipermukaan atau di dalam dapat terlepas kemudian dilarutkan ke dalam air. Contoh sampelnya antar alain bakso, biji, buah dll. Perbandingan antar berat sampel dengan pengenceran pertama adalah 1 : 9 (w/v). Unutk sampel dari tanh tak perlu dimaserasi


4. Teknik Pengenceran Bertingkat
     Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya.


B.  Inokulasi
     Penanaman atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi.

1.Teknik Inokulasi
Teknik inokulasi ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni mikroorganisme yaitu :

1 Metode gores
Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrient(medium padat) dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
2 Metode tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah.
3 Metode tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997).
4 Metode tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media



2.Pelaralatan Untuk Isolasi Dan Inokulasi
     Botol kaca, botol plastik, pinset, spatula, pipet, sendok, pisau, gunting,medium untuk penumbuhan .





3.Macam-Macam Teknik Preparasi Pengambilan Sampel
      Teknik preparasi sampel adalah bagian dari proses analisis yang sangat penting. Karena teknik preparasi sampel adalah proses yang harus dilakukan untuk menyiapkan sampel sehingga siap untuk dianalisis menggunakan instrumentasi yang sesuai.


  A.Prinsip pengambilan sampel secara umum adalah:
Prinsip pengambilan sampel secara umum adalah sebagai berikut:

1. Suatu bagian tertentu (dapat digambarkan sebagai batch) yang mengandung jenis   dan jumlah bakteri tertentu.

2. Dari batch tersebut diambil sebagian kecil volumenya untuk diinterpretasikan sesuai dengan kebutuhan.

3. Sebagian kecil yang diambil ini (sampel) harus sedapat mungkin menggambarkan dari batch (populasi) tersebut baik dari segi jumlah ataupun jenis bakteri yang ada.

4. Pengambilan sampel harus memenuhi syarat secara statistik bila ditinjau dari volume yang diambil dan perulangan yang dilakukan.

5. Pada saat pengambilan sampel diharuskan supaya bakteri yang masuk ke dalam wadah penampung sampel benar-benar berasal dari sumbernya, bukan berasal dari lingkungan sekitar.   

6. Sampel yang mengandung bakteri tersebut dijaga supaya tetap menggambarkan   kondisi yang ada sebelum memasuki tahap analisa.




B.Teknik preparasi pengambilan sampel berdasar jenis sampel :
1. sampel padat
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan pinset,spatula atau alat lain lalu dimasuikkan ke dalam wadah steril. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel padat adalah:
1.aliran udara di sekitar sampel.
2.stratifikasi dan distribusi karakteristik mikroorganisme pada sampel.
3.kedalaman atau letak sampel.









a.preparasi sampel berbahan padat dengan dihancurkan
Preparasi sampel ini dengan cara ditumbuk, diblender atau cukup dilarutkan air saja. Sampel diharuskan hancur menjadi partikel kecil supaya dapat dilarutkan air sehingga diperoleh mikroorganisme yang beraada baik di dalam atau di permukaan sampel.

1.Preparasi sampel dengan dilarutkan
Untuk sampel tanah, lumpur, tanah kompos, gula pasir, bubuk dan sampel lain yang mudah larut cukup dicampurkan kedalam air atau buffer fosfat dengan pengenceran 1/10 nya. Pengocokan dilakukan sebanyak 25 kali dengan busur atau ketinggian 30 cm selama 7 detik. Dengan cara ini akan memaksimalkan homogenisasi mikroorganisme pada pelarut. Jika setelah dikocok dan dibiarkan beberapa saat sampel menjadi terendap maka dikocok lagi beberapa kali untuk ditransfer ke pengenceran selanjutnya. Preparasi ini sebaiknya dilakukan pada tabung berpenutup ulir sehingga terjamin dari tumpahnya air. Jika terdapat batu kecil atau kerikil di dalamnya maka tidak perlu dihancurkan.

2.Preparasi sampel dengan penumbukan (maseration)
Cara ini dilakukan dengan ditumbuk pada mortar dengan pastle yang menggunakan teknik aseptis yang baik. Kelebihan teknik ini adalah praktis, tanpa penambahan pelarut dan cocok untuk sampel dengan skala kecil tetapi memiliki resiko kontaminasi yang tinggi mengingat besarnya permukaan yang kontak dengan udara sekitar dan keterpaparan yang lama saat penumbukan. Selain itu seringkali dijumpai alat yang masih terdapat sisa obat atau bahan lain yang sulit dibilas karena mortar dan pastle juga sering dipakai untuk menghancurkan tablet antibiotik atau daun yang mengandung antimikroba.

3.preparasi sampel padat dengan penghancuran mekanis (mechanical blending/stomaching).
Cara ini adalah alternatif yang lebih efisien dan cocok digunakan untuk sampel yang sulit ditumbuk (seperti kacang, buah dll.) dan dalam skala besar. Selain itu jalan ini lebih meminimalisair kontaminan saat dilakukan penumbukan dan juga hasil penghancurannya lebih halus. Mechanical blending dapat dilakukan dengan blender atau mixer yang memiliki pisau putar stainless steel dengan putaran 10.000-12.000 rpm dan juga wadah berukuran 1000 ml yang tahan disterilisasi dengan autoklaf. Sebaiknya saat dihancurkan ditambahkan larutan Butterfield Phosphate Buffered Solution (yaitu 3 mmol/L KH2PO4, pH 7.2 ) sebagai pengenceran pertama dan dilakukan selama 2 menit.Misalnya 25 g sampel di blending dengan menambahkan 225 ml pelarut atau 50 g sampel dengan 450 ml pelarut. 

4.preparasi sampel berbahan padat dengan dibilas (rinse technique)
Tujuan cara ini adalah untuk memperoleh mikroorganisme yang menempel pada permukaan suatu benda dan dihindari mikroorganisme yang berada didalam sampel atau alasan lainnya.
Contoh:

a.Preparasi  sampel  seperti  sayur,  daun, buah dll.
Sampel dimasukkan kedalam 0,1% pepton water yang mengandung 1% tergitol lalu diaduk atau dikocok selama 15-30 menit dan didiamkan 30 menit selanjutnya homogenkan lagi 10-15 detik. Sebaiknya berat sampel (sayur misalnya) yang dimasukkan sebanyak 100g lalu ditambah 200ml pelarut. Pengocokan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati supaya tidak merusak kulit buah atau sayur yang dimungkinkan memiliki kandungan senyawa antimikroba terutama pada buah yang berasa asam. Buah atau sampel lain yang berukuran besar (seperti semangka dan melon) sebaiknya tidak menggunakan teknik ini karena akan menghasilkan rasio perbedaan yang mencolok antara luas permukaan dan volumenya atau beratnya sehingga menimbulkan masalah dalam perhitungan pengenceran yang dilakukan (w/v).
b.Preparasi sampel botol kosong atau wadah lain.
Tujuannya adalah untuk menghitung jumlah mikroba yang terdapat pada permukaan bagian dalam botol setelah dilakukan pencucian dan sebelum dituang beverages. Analisa botol kosong ini umumnya dipakai pada industri minuman dan makanan. Pelarut yang dimasukkan dapat berupa quarter strength ringer solution yang mengandung 0,05% sodium thiosulphate sebanyak 20ml untuk tiap botol. Volume pembilas yang ditambahkan disini tridak diperhitungkan karena satuan hasil akhir yang dipakai adalah CFU/botol. Namun yang perlu dipertimbangkan adalah jika terlalu sedikit volume pembilas maka dikhawatirkan tidak akan mencakup semua permukaan dalam botol (misalnya 5ml untuk botol ukuran 500ml) tapi jika terlalu besar volume yang ditambahkan maka pengocokan menjadi tidak efisien karena memperkecil ruang udara dalam botol (misalnya 470ml untuk botol ukuran 500ml).


2.Sampel Cair
     Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel air untuk mikrobiologi adalah :
1.aliran atau arus yang terjadi pada sampel, misalnya adanya pengaduk, kecepatan  aliran dll.
2.biofilm yang terbentuk pada dinding wadah penampung air atau pipa.
3.sedimen atau endapan yang terjadi
4.selalu sisakan ruang udara dalam botol (minimal 2,5cm atau +/- 1 inchi dari tutup botol) untuk proses pengocokan.
5.umumnya volume sampel yang diambil tiap unit adalah 100ml atau 200ml .Sample size yang dipilih tergantung tujuan analisa. Pengambilan sampel dapat menggunakan botol bervolume 125ml.
6.kedalaman pengambilan sampel .

a.pengambilan sampel cair yang berasal dari kran atau pipa 
      inti dari pengambilan sampel dari kran atau pipa adalah meniadakan bakteri yang menjadi biofilm pada mulut kran (dikhawatirkan jenisnya berbeda) dan memasukkan bakteri umum yang terlarut pada sampel. Tahap-tahap pengambilan sampel untuk menghasilkan tujuan diatas adalah:

1.Pilih pipa atau kran yang disuplai langsung atau paling mendekati dari tanki utama. Sebaiknya pilih kran yang bersih, sering digunakan dan tidak bocor. Lapisan air dari kran yang bocor sering ditumbuhi banyak biofilm. Jika kran kotor maka dapat dibersihkan dengan Sodium Hypochlorite (100 mg NaOCl /L).

2.Semprot udara sekitar kemudian mulut kran dengan etanol 70%. Bakar mulut kran dengan pembakar bunsen saat etanol belum menguap supaya biofilm yang terbentuk dapat mati secara cepat. Jika dirasa hal ini terlalu beresiko maka cukup dibakar saat kran kering. Bila kran terbuat dari plastik maka cukup disemprot etanol saja.

3.Drain air selama 2-3 menit. Drain dengan debit menengah atau besar dengan tujuan untuk mencuci kran dan menunggu bakteri umum yang benar-benar dari tanki melewati kran. Perhatikan juga volume yang tersisa pada tangki saat pengambilan sampel.

4.Saat memasukkan air ke botol sampel, debit air dikecilkan sampai air saat memasuki botol tidak terlalu deras dan menimbulkan cipratan. Isi botol dengan air, jangan sampai overflow dan sisakan ruang udara dengan jarak min 2,5cm dari tutup botol.
 
b.pengambilan sampel air sungai, air kolam, danau, waduk, pantai, laut

     Air sungai memiliki ciri khusus yaitu terdapat aliran dan tidak menggenang yang sangat berpengaruh terhadap distribusi mikroorganisme yang ada. Aliran sungai ini mampu menghilangkaan stratifikasi dan menghomogenkan karakteristik bakteri air sungai. Selain itu umumnya mempunyai jumlah mikroorganisme yang besar dan beragam karena melimpahnya nutrisi yang terlarut di dalamnya. Air kolam, waduk atau danau memiliki air relatif tenang dan sedikitnya arus menyebabkan sedimentasi bahan terlarut air seperti tanah dan pasir. Endapan ini tentunya memiliki karakteristik mikroba yang cukup berbeda dengan badan air. Salah satu metode sederhana dalam pengambilan sampel air di lingkungan seperti di atas adalah hand dip method, prinsipnya yaitu: 

1.Buka tutup botol lalu botol dimasukkan ke dalam air dengan posisi mulut botol kebawah. Mulut botol jangan sampai di pegang oleh tangan.

2.Celupkan botol sampai kedalaman tertentu biasanya minimal 6 inchi. Udara yang ada di dalam botol akan menekan dan mencegah air masuk. Hal ini bertujuan untuk menghindari terambilnya sampel air yang berada dekat dengan permukaan.

3.Miringkan botol sehingga air perlahan masuk. Hadapkan mulut botol melawan arus atau buat aliran sendiri dengan mendorong botol horizontal berlawanan arah dengan tangan sehingga air masuk ke dalam botol.

4.Angkat botol ke permukaan lalu buang sedikit air yang terambil supaya terdapat ruang udara di dalam botol. Tutup dengan tutup botol kemudian kencangkan. Masukkan botol ke dalam plastik bersekat sebelum disimpan dalam freezer ice pack.


Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel-sampel diatas adalah :
Jika sampel diambil dengan masuk ke dalam air:

a.    Jangan ambil di dekat permukaan atau dekat dengan dasar.
b.    Ambil berlawanan dengan arus air.
c.  Perhatikan sampah atau seresah yang mengambang, segmentasi dan kecepatan arus sungai..
d.  Ambil sampel ditengah sungai atau kolam, jika tidak memungkinkan maka sejauh mungkin          dari tepian dengan mempertimbangkan fakor keamanan.
e.   Ambil dengan kedalaman antara 8-12 inchi, jika air yang tersedia umumnya kurang dari 4 inchi maka sebaiknya dicari sample point lain yang lebih dalam.

f.   Jika teknik ini dilakukan pada daerah tepi danau pantai sebaiknya diambil pada kedalaman 1 meter.

g.   Berjalan melwan arus dan hati-hati dalam berjalan mengingat dapat teraduknya sedimen.

h. Sebelum dilakukan pengambilan sampel sebaiknya diam sebentar untuk menunggu terendapnya sedimen yang terganggu dan aliran air normal kembali.


4.Ciri-Ciri Bakteri Gram Positif
A .  Struktur dinding selnya tebal (15-80 nm) .
B .  Berlapis satu/tunggal.
C .  Lebih rentan terhadap penisilin.
D .  Persyaratan nutrisi lebih rumit pada banyak spesies.
E .  Lebih resisten terhaadap gangguan fisik.
F .  Kandungan lipid rendah(1-4%).



5.Ciri-Ciri Bakteri Gram Negatif
A .  Struktur dinding sel tipis (10-15 nm).
B .  Berlapis tiga.
C .  Kurang rentan terhadap penisilin.
D .  Persyaratan nutrisi relatif sederhana.
E .  Kurang resisten terhadap gangguan fisik.
F .  Kandungan lipid tinggi (11-22%).


CIRI
PERBEDAAN RELATIF
GRAM  POSITIF
GRAM  NEGATIF
STRUKTUR DINDING  SEL
Tebal (15-80 nm)
Tipis (10-15 nm)

KOMPOSISI DINDING SEL
Kandungan lipid rendah (1-4%)
Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat kering pada beberapa sel....Ada asam tekoat
Kandungan lipid tinggi (11-22%)
Jumlahnya sedikit merupakan sekitar 10% berat kering
Tidak ada asam tekoat
KERENTANAN TERHADAP PENISILIN
Lebih rentan
Kurang rentan
PERTUMBUHAN DIHAMBAT ZAT WARNA DASAR
Pertumbuhan dihambat dengan nyata
Pertumbuhan tidak begitu dihambat
PERSYARATAN  NUTRISI
Relatif  rumit
Relatif  sederhana
RESISTENSI TERHADAP GANGGUAN FISIK
Lebih resisten
Kurang resisten
Tabel 1.1
Perbedaan relatif antara bakteri gram positif dan bakteri gram negatif
Sumber: (Dasar-dasar mikrobiologi.universitas indonesia)











6.Teknik Pengecatan Bakteri
Banyak senyawa organik berwarna(zat pewarna)digunakan untuk mewarnai mikroorganisme untuk pemeriksaan mikroskopis.
Telah dikembangkan prosedur-prosedur pewarnaan untuk:
1.Mengamati dengan lebih baik tampang morfologi mikroorganisme secara kasar.
2.Mengidentifikasi bagian-bagian struktural sel-sel mikroorganisme.
3.Membantu mengidentifisai dan/atau membedakan organisme yang serupa.

    Langkah-langkah utama dalam mempersiapkan spesimen mikroba yang diwarnai untuk pemeriksaan mikroskopik ialah:
1.Penempatan olesan(lapisan tipis spesimen),pada kaca objek
2.Fiksasi olesan itu pada kaca objek, biasanya dengan pemanasan, menyebabkan  mikroorganisme itu melekat pada kaca objek
3.Aplikasi pewarna tunggal (pewarnaan sederhana) atau serangkaian larutan pewarna atau reagen (pewarnaan diferensial)

A.PEWARNAAN SEDEHANA.  Pemberian warna pada bakteri atau jasad-jasad renik lin dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis ,yang sudah difiksasi dinamakan pewarnaan sederhana.Metode pewarnaan sederhana ini adalah:
a)Lapisan tadi digenangi dengan larutan pewarna selama jangka waktu tertentu
b)Larutan itu dicuci dengan air dan kaca objeknya dikeringkan dengan kertas penghisap.
Biasanya sel-sel itu terwarnai dengan merata.Akan tetapi pada beberapa mikroorganisme ,terutama bila zat pewarna itu biru metilen ,beberapa granula didalam sel tampak terwarnai lebih gelap dibanding bagian sel-sel lainnya.

B.PEWARNAAN DIFERENSIAL.  Prosedur ewarnaan yang menampilkan perbedaan diantara sel-sel mikroba ata bagian-bagian sel mikroba disebut teknik pewarnaan diferensial.  Dengan teknik ini biasanya digunakan lebih dari satu larutan zat pewarna (reagen) pewarnaan.

C.PEWARNAAN GRAM. Pewarnaan yang paling luas dan paling banyak digunakan untuk bakteri adalah pewarnaan gram. Dalam proses ini olesan bakteri yang terfiksasi dikenai larutan :ungu kristal, larutan yodium , alkohol (bahan pemucat), dan safranin atau beberapa pewarna lain yang sesuai.
     Bakteri yang diwarnai dengan metode ini dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu; bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.
     Teknik pewarnaan gram pertama  kali diuraikan dalam suatu publikasi tahun 1884 oleh seorang ahli bakteriologi denmark ,Christian Gram. Pewarnaan gram masih merupakan salah satu prosedur yang pling banyak digunakan untuk mencirikan banyak bakteri.






LARUTAN DAN URUTAN PENGUNAANYA
REAKSI DAN TAMPANG BAKTERI
Gram Positif
Gram Negatif
1.Ungu Kristal (UK)
Sel berwarna ungu
Sel berwarna ungu
2.Larutan Yodium(Y)
Kompleks UK-Y terbentuk didalam sel.  sel tetap berwarna ungu
Kompleks UK-Y terbentuk didalam sel .  sel tetap berwarna ungu
3.Alkohol
Dinding sel mengalami dehidrasi,pori-pori menciut,daya rembes dinding sel dan membran menurun,UK-Y tak dapat keluar dari sel ,  sel tetap ungu
Lipid terekstraksi dari dinding-dinding sel, pori-pori mengembang,kompleks UK-Y keluat dari sel , sel menjadi tak berwarna
4.Safranin
Sel tak terpengaruh tetap ungu
Sel menyerap zat pewarna ini , dn mrnjadi merah
Tabel 1.2
Reaksi penampang bakteri gram positif dan bakteri gram negatif dalam pewarnaan gram
Sumber: (Dasar-dasar mikrobiologi.universitas indonesia)

































BAB III

KESIMPULAN
     Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Peralatan yang digunakan  pinset, spatula, pipet, sendok, pisau, gunting,medium untuk penumbuhan . Teknik preparasi sampel adalah proses yang harus dilakukan untuk menyiapkan sampel sehingga siap untuk dianalisis menggunakan instrumentasi yang sesuai.Bakteri gram positif dan bakteri gram negatif mempunyai sifat dan ciri-ciri yang berbeda.Pewarnaan bakteri dilakkan untuk membedakan jenis-jenis dari tiap bakteri.


SARAN
          Untuk melakukan suatu proses analisa maka,diperlukan posedr atau tata cara agar proses analisa yang  dilakukan mendapat hasil yang optimal.


DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/135141535/Sumber-Laporan-Mikrobiologi-Teknik-Isolasi-Mikroba.
Dasar-dasar mikrobiologi.universitas indonesia.oleh michael  J.Pelczar, Jr.


















12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar